Selasa, 02 September 2008

Talk Show GoMuslimah

Assalamualaikum Sahabat Muslimah....

gimana neh kabarnya???

bulan Ramadhan ini kita akan mengadakan acara yang serrruuu abizzz

namanya Talk Show "Menjadi Mahasiswa Prestatif yang Dirindukan Surga"
tanggal 10 Ramadhan 1429 H / 10 September 2008
di auditorium Untirta Serang
pkl 13.00 s/d ifthor jama'i

khusus muslimah gitu loh...
so yang muslim gak bisa ikutan...
:)

jangan lupa ya sahabat muslimah.... ada jumpa crew GoMuslimah juga lho....


dateng semuanya...
ajak sahabat2 muslimah lainnya yang kamu kenal...

ada doorprize-nya lho...
buat 10 pendaftar pertama ada Flashdisk gratis lho....

HTM-nya cuma Rp. 8000

dateng langsung aja ya, dan buktikan serunya acara ini...


wassalamualaikum wr wb

Selasa, 03 Juni 2008

Wanita.......Kau Begitu Sempurna......

WANITA… KAU BEGITU SEMPURNA…

Perempuan menempati tempat yang sangat vital dalam peradaban. Bangkit dan runtuhnya peradaban, selain ditentukan oleh tinggi dan rendahnya ilmu juga dipengaruhi oleh kuat lemahnya perempuan. Tangan lembut yang mengayun buaian itu bisa mengguncang dunia.

Makhluk yang bernama wanita memang luar biasa, sehingga nggak heran banyak literatur yang bertemakan seputar wanita, misalnya saja Ada Band dengan lagu “Wanita Ingin Dimengerti”-nya. klan-iklan di berbagai media massa pun sebagian besar merupakan produk-produk bersegmen pasar wanita seperti shampo, bodylotion, lulur, produk pemutih, dan sebagainya. Sobat muslimah pernah juga kan melihat pameran mobil yang juga mempertontonkan para salesgirl nya yang berbaju super minim? Pertanyaannya sekarang, apa ya hubungannya salesgirl berbaju minim itu dengan mobil yang dipamerkan? Tentunya sama sekali ngga ada hubungannya kecuali mengekspose tubuh wanita itu, ya ngga?
Kiprah wanitapun ikut dikaburkan, wanita yang sukses saat ini digambarkan sebagai wanita karier yang bekerja ‘from nine to five’ di gedung-gedung perkantoran modern. Selalu sibuk setiap saat, dan memiliki penghasilan yang cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Jauh sekali tentunya dengan gambaran ibu rumahtangga yang dengan tulus mendidik, mengasuh anak-anaknya, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seputar kerumahtanggaan. Bahkan posisi sebagai ibu rumah tangga mulai dijadikan ‘black goat’ (kambing hitam) terbatasinya gerak para wanita.
Emansipasi wanita yang diperjuangkan ibu Kartini dijadikan sebagai salah satu alasan bagi mereka yang lebih mendahulukan karier daripada urusan rumahtangganya, padahal maksud perjuangan R.A. Kartini bukanlah demikian. Menurut Ibu Iin Ketua Jurusan Jinayah Siyasah (JS) ketika ditemui di ruang kerjanya, “Kartini adalah salah satu pejuang perempuan yang begitu konsen terhadap nasib perempuan terutama di bidang pendidikan, sebab ini adalah kebutuhan yang tak bisa dielakkan. Wanita pada intinya harus cerdas untuk mendidik dan menghasilkan generasi yang juga berkualitas, karena itu wanita perlu ilmu.” Sobat muslimah, ada baiknya pula jika kita mengetahui bahwa R.A. Kartini memperjuangkan hak-hak wanita setelah beliau mempelajari Islam. Beliau paham bahwa kewajiban wanita bukan hanya di seputar 3UR yaitu dapUR, sumUR, dan kasUR, tetapi juga memiliki hak untuk menjadi pintar dan mendapatkan ilmu seperti kaum laki-laki. Hal ini dimaksudkan, “supaya para wanita mampu mendidik dan menghasilkan generasi masa depan yang tangguh, serta mampu menciptakan keluarga yang kuat dan harmonis. Karena keluarga yang kuat akan menjadi cikal bakal Negara yang kuat,” lanjut Ibu Iin.

Wanita dalam Pandangan Islam
Nah sobat muslimah, tentunya pengen tau dong bagaimana pandangan Islam terhadap wanita? Benar ngga sih Islam membatasi ruang gerak wanita untuk eksis dalam dunia kerja? Atau sebaliknya Islam memberikan kebebasan tanpa batas bagi wanita untuk bekerja?
Wanita dalam pandangan Islam, merupakan sosok manusia dengan seperangkat potensi yang sama seperti laki-laki. Potensi yang dimiliki wanita itu dibutuhkan dalam menjalankan ketetapan Allah SWT yang menempatkan wanita sebagai hamba Allah, anggota keluarga (anak, istri, atau ibu), sekaligus juga sebagai bagian masyarakat yang tak terpisahkan dari laki-laki. Allah SWT juga memberikan aturan yang berbeda antara laki-laki dan wanita karena perbedaan sifat fungsi dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Allah mewajibkan laki-laki untuk mencari nafkah dan tidak mewajibkannya kepada wanita, hal ini berkaitan dengan kodrat laki-laki sebagai kepala keluarga. Bekerja bagi wanita hukumnya mubah atau dengan kata lain boleh-boleh saja, sejauh pekerjaan itu tidak mengganggu kewajiban utamanya sebagai ‘ummu wa rabbatul bait’, yaitu sebagai ibu dan pengatur rumahtangga.
Lebih jauh lagi nih sobat muslimah, sebenarnya Islam telah begitu memuliakan posisi wanita, yang terungkap dalam kalimat ‘Syurga di bawah telapak kaki Ibu’. Ibu adalah tonggak pertama pendidikan bagi seorang anak, wajar juga dong kalo terbentuknya generasi yang maju dan mandiri berawal dari didikan sang ibu, sebaliknya generasi yang hancur juga dimulai dari buruknya cara mendidik sang ibu. Besarnya pengaruh seorang Ibu juga dapat terlihat dari para tokoh-tokoh Islam seperti Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. Peranan ibunya yang begitu dominan dalam pembentukan kepribadian Muhammad Al-Fatih, telah membawa diri Al-Fatih sebagai pemimpin pasukan penakluk Konstantinopel sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Rasulullah.
Tentunya sobat muslimah dapat secara jelas membayangkan generasi seperti apa yang terbentuk bila para wanitanya lebih memilih karier dan melupakan kodratnya sebagai wanita, dan yang terbentuk pasti bukanlah generasi Islam yang berkualitas. Wanita boleh bekerja selama tidak melupakan keluarga dan tahu betul kodratnya sebagai ibu dan pengatur rumahtangga, tetapi yang harus diingat disini sobat muda muslim, bekerja itu B-O-L-E-H bukan wajib, okey. Pemilihan jenis pekerjaan juga menjadi hal yang penting disini, agar wanita dapat bekerja dengan pekerjaan yang halal dan kehormatan yang terjaga. Ibu Iin dalam kaitannya dengan pembicaraan kita saat ini mengatakan, “Seorang wanita harus menjadi wanita yang shalehah. Wanita shalehah bukanlah wanita yang hanya menutup auratnya saja dengan kerudung dan jilbab, tetapi wanita shalehah juga wanita yang mengetahui betul mana yang halal dan mana yang haram. Mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang.”
Abu Umamah juga menuturkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang Mukmin setelah ketakwaanya kepada Allah daripada seorang istri shalihah; jika ia memerintahnya, ia menaatinya; jika ia memandangnya, ia menyenangkanya; jika ia menggilirnya, ia memuaskanya; dan jika ia meninggalkanya, ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya”. (HR Ibn Majah)
Sesungguhnyalah sobat muslimah, peran wanita sebagai seorang ibu sangatlah mulia dan penting, maka janganlah kita menyia-nyiakan peranan seorang ibu. Janji yaaaaaa………

Sobat muslimah, sapa tokoh kita pada edisi perdana ini mengajak kita semua berkenalan dengan Pak Budi Sudrajat, MA yang bertugas sebagai salah satu Dosen Sejarah Islam pada IAIN Banten. Kru GO Muslimah telah mewawancarai beliau untuk mengetahui pendapatnya mengenai Emansipasi Wanita, berikut hasil wawancara Kami.
Tanya:Menurut pandangan Bapak, apakah yang melatarbelakangi emansipasi wanita saat ini?
Jawab:Gerakan emansipasi wanita muncul ketika hak-hak wanita tidak diberikan oleh laki-laki. Adanya perlakuan berbeda terhadap wanita sehingga mereka bercita-cita untuk mengangkat posisi, kedudukan, peran, dan fungsi kaum wanita itu sendiri.
Tanya:Apa penyebab dari diskriminasi terhadap wanita?
TEMUI QT DI BULAN AGUSTUS LANGSUNG DENGAN KRU !
Jawab:Akar budaya yang dibangun bahwa wanita itu lemah, tidak cerdas, dan mudah putus asa. Itu stereotype (prasangka) masyarakat terhadap wanita. Justru dalam Islam tidak ada subordinasi (menurut beliau diskriminasi terlalu kasar).
Tanya :Emansipasi adakah kaitannya dengan R.A. Kartini?
Jawab:Sebetulnya sebelum ibu R.A. Kartini, ada seorang wanita bernama Rahma El-Yusyah yang disejajarkan dengan R.A. Kartini. Secara kongkrit menegakkan pendidikan perempuan di Sumatera Barat, yang merintis pemberdayaan segi ekonomi, dan kaum Ibu. Pada titik awalnya layak diapresiasikan.
Tanya:Bagaimana pandangan Bapak melihat Emansipasi saat ini?
Jawab:Gerakan emansipasi harus mempertimbangkan konteks dimana gerakan itu berkembang. Dan jangan menyetarakan pria dan wanita seratus persen. Wanita sekarang ini one position, di dalam buku “Membiarkan Berbeda Ibuku” karangan Ratna Megawangi, yang isinya kritik dalam pengarusutamaan gender yang menyamaratakan laki-laki dan perempuan persis 100%, yang modelnya Feminisme, Moderat, dan Radikal. Feminis Ekstrim yang mengungkap gerakan wanita yang berangkat di Ideologi yang mengabaikan perbedaan natural, contohnya: Wanita di Jepang dan Amerika mengeluh terhadap budaya kerja dan gaji yang sama. Padahal selain bekerja mereka juga merangkap tugas Domestik (Rumah Tangga). Sehingga gerakan arus gender ini menjadi bomerang terhadap kaum Feminis ini. Ketidakberhasilan opini gender terjadi pula di Indonesia. Khususnya Banten, gerakan ini dianggap oleh masyarakat lokal (para ulama/ustadz) bertujuan untuk melawan suami.